Peduli terhadap efek pemanasan global adalah dasar pertimbangan diambilnya tema kegiatan Persari Pramuka Siaga di SD ISLAM DIAN DIDAKTIKA kali ini. Kegiatan yang dilaksanakan pada Kamis, 20 Mei 2010 dan diketuai oleh Ibu Desytayanti, S.Pd berjalan dengan meriah dan lancar.
Kegiatan terbagi dalam beberapa pos, diantaranya:
- Pos pembuatan kompos
- Pos bercocok tanam
- Pos pembuatan kertas daur ulang
- Pos penayangan film documenter tentang global warming
- Pos games
Untuk menguatkan tema kegiatan, makan siang disajikan tidak dengan wadah kemasan kardus, plastic ataupun Styrofoam, tetapi dengan alat makan minum yang dapat dipakai ulang sehingga bisa mengurangi sampah yang sulit/membutuhkan waktu ratusan tahun untuk didaur ulang oleh tanah kita.
Kegiatan kali ini Alhamdulillah juga diliput oleh DAAI TV.
Diakhir acara diumumkan pemenang yang akan menjadi duta-duta peduli lingkungan disekolah serta penghargaan untuk kategori lainnya. Walau hujan tapi sore dihari itu anak-anak tetap tampak bersemangat dengan balutan baju bernuansa hijau sebagai lambang cinta dan peduli Pramuka Siaga SDI Dian Didaktika kepada kelestarian bumi ini.
Sukses dan selamat untuk seluruh Bapak/Ibu guru kelas 1,2,3 yang menjadi panitia!
Berikut ini tulisan yang pernah dibuat penulis dan diterbitkan pada majalah/bulletin DD News berkaitan dengan pemanasan global. Semoga bermanfaat.
KETIKA BUMI KITA MEMANAS
Bumi telah menjadi lebih hangat sekitar 1 F atau 0,5 C dari seratus tahun lalu. Sejumlah peneliti dari Princeton University pada tahun 2000 merilis hasil riset terbaru bahwa perairan didekat kutub mengalami kenaikan rata-rata permukaan air laut 11,46 mm setiap tahunnya. Indonesia mengalami musim kemarau yang panjang yang menyebabkan kebakaran hutan yang luas. Hampir 3,6 juta hektar hutan di Kalimantan Timur habis karenanya.Jakarta pantainya mengalami kenaikan rata-rata permukaan air laut 4,38 mm per tahun. Dan saat ini banjir air pasang (rob) menjadi berita sehari-hari yang kita dengar dari banyak wilayah di pantai utara Jawa. Salju dunia, menurut para ahli, secara keseluruhan sudah berkurang 10%.Jika pemanasan bumi terus berlangsung, para ahli meramalkan pada 2060 kutub utara sama sekali akan kehilangan es. Tak akan ada lagi hewan seperti beruang kutub. Banyak negara kepulauan akan tenggelam ( Indonesia adalah salah satu negara kepulauan).
Bumi kita bisa saja menjadi hangat secara alami, tetapi banyak pakar iklim dunia yang percaya bahwa tindakan manusia telah mempercepat memanasnya bumi. Pemanasan global (Global Warming) adalah suatu istilah yang menunjukan adanya kenaikan rata-rata temperature bumi yang menyebabkan perubahan iklim, siklus hujan, kenaikan permukaan air laut dan beragam dampak pada tanaman, hewan dan manusia. Pemanasan bumi sebenarnya gejala yang normal. Bila tidak mendapat pemanasan maka suhu bumi akan membeku seperti pada zaman es sekitar 15.000 tahun lalu. Pemanasan permukaan bumi dikenal dengan istilah ‘Efek Rumah Kaca’ atau Greenhouse Effect. Proses ini berawal dari sinar matahari yang menembus atmosfer bumi. Permukaan bumi yang panas menghangatkan udara diatasnya. Karena ringan udara panas naik keatas dan ditahan lalu dipantulkan kembali ke permukaan bumi aleh lapisan gas di atmosfer yaitu Karbondioksida (CO2), Metana (CH4) dan Natrium Oksida (NO2), selanjutnya gas-gas tersebut disebut sebagai ‘Gas Rumah Kaca’. Udara panas yang dipantulkan tersebut membantu menjaga temperature bumi agar tidak membeku. Proses pemantulan udara panas untuk menghangatkan bumi inilah yang disebut efek rumah kaca. Istilah rumah kaca diambil dari apa yang dilakukan para petani untuk menumbuhkan berbagai jenis tanaman, terutama diwaktu musim dingin. Bagaimana rumah kaca bekerja? Panel-panel kacanya membiarkan sinar matahari masuk tetapi menjaga energi panas agar tidak hilang ke udara. Gas rumah kaca di atmosfer berfungsi serupa dengan panel-panel gelas di rumah kaca. Sinar matahari memasuki atmosfer bumi melalui lapisan gas-gas rumah kaca. Setelah mencapai permukaan bumi, tanah, air dan ekosistem lainnya menyerap energi dari sinar matahari tersebut. Lalu energi panas akan dipancarkan kembali ke atmosfer. Sebagian dipantulkan keangkasa tetapi sebagian besar ditangkap oleh gas rumah kaca. Proses alami tersebut menjadi tidak sehat sejak manusia memasuki era industri,. Energi untuk menjalankan mesin, mobil, dan penerangan memakai bahan bakar seperti batu bara dan minyak bumi ( bahan bakar fosil) yang hasil pembakarannya melepaskan banyak gas rumah kaca ke atmosfer. Kapan kita melepas gas rumah kaca ke udara? Ketika kita ….nonton TV, memasang AC, menyalakan lampu, menggunakan pengering rambut, mengendarai mobil, bermain video game, menyalakan radio, computer, memakai mesin cuci, microwave, dll. Setiap kali kita melakukan hal-hal tersebut kita membutuhkan listrik dan listrik dihasilkan oleh pembangkit listrik yang menggunakan batubara dan minyak bumi. Sekali lagi, membakar batubara dan minyak bumi menghasilkan gas rumah kaca.
Apakah kita dapat membantu mencegah pemanasan global? Tentu saja. Tidak ada yang mengatakan mengendarai mobil atau memakai listrik adalah sesuatu yang salah. Hanya kita harus lebih pandai mensiasatinya. Beberapa orang mengurangi penggunaan energi dengan melakukan carpooling atau pemakaian mobil bersama, contoh tiga orang dapat memakai mobil yang sama dari pada mengendarai tiga mobil berbeda untuk pergi ke tempat yang sama. Berikut ini adalah beberapa hal mudah tetapi dapat membuat kita ikut serta menjaga bumi menjadi tempat hidup yang lebih baik:
a. Membaca.
Belajar mengenai lingkungan dan perubahan iklim.
b. Hemat listrik.
Matikan lampu,TV dan computer ketika selesai menggunakannya.
c. Naik sepeda, bis atau jalan kaki.
Sekali-sekali naik bis, naik sepeda atau jalan kaki berarti kita sudah menghemat penggunaan energi fosil.
d. Menanam pohon.
Tanaman bisa mereduksi gas rumah kaca karena pohon menyerap CO2 ( memprihatinkan sekali karena hutan di bumi justru semakin jauh berkurang).
e. Daur ulang.
Energi yang dipakai untuk menghasilkan produk daur ulang biasanya lebih sedikit daripada produk baru.
f. Membeli barang yang ramah/peduli lingkungan.
Beberapa barang elektronik memakai label Energi Star dengan gambar bintang. Produk dengan label tersebut dibuat untuk hemat energi. Membeli produk ini akan membantu pelestarian lingkungan. Di Jerman dan jepang sudah ada mobil bertenaga surya (energi alternatif) yang mampu melaju hingga lebih dari 150 km per jam.
Ayo! selamatkan bumi kita
Bu Sumi
Merangkum dari berbagai sumber.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar