Islamic Widget

Senin, 20 Januari 2014

Raisa Andriana profil salah seorang alumni Sekolah Islam Dian Didaktika yang sukses.



“ Menjadi diri sendiri ”
oleh : Sumiati
DD-News-edisi Desember 2013.  Raisa Andriana (lahir di Jakarta, 6 Juni 1990; umur 23 tahun; lebih dikenal sebagai Raisa) adalah seorang penyanyi pendatang baru di blantika musik Indonesia. Ia mulai dikenal setelah membawakan lagu berjudul Serba Salah. Sebelum bernyanyi solo, Raisa merupakan vokalis band bentukan Kevin Aprilio bernama Andante. Namanya sudah mulai dikenal luas di tanah air, lagu-lagunya selalu menghiasi tangga lagu terpopuler di berbagai radio. 

 Album pertama Raisa yang diberi judul namanya sendiri diproduksi dan dirilis pada tahun 2011 oleh Solid Records dan Universal Music Indonesia. Produser album tersebut adalah 3 musisi muda dari band Indonesia, yaitu Asta Andoko (RAN), Ramadhan Handy (Soulvibe), dan Adrianto Ario Seto (Soulvibe), didukung oleh Nanda Oka dan Asta Andoko yang berlaku sebagai Executive Producer untuk Solid Records.
Meski pendatang baru, dengan kwalitas yang dimilkinya Raisa telah meraih prestasi membanggakan. Di ajang Anugerah Musik Indonesia tahun 2012 Raisa meraih prestasi sebagai penyanyi pendatang baru terbaik. Dan prestasi teranyar yang diperolehnya adalah most wanted female dalam ajang YAHOO OMG Awards 2013. Ia merasa mendapatkan apresiasi yang semakin luas atas perjalanan karirnya sebagai penyanyi. "Senang sekali, award ini luar biasa, most wanted female. Karena aku merasa di dunia ini susah untuk menjadi diri sendiri. Pasti ada ekspektasi orang yang membuat kita harus mengikuti stereotip yang ada. Dan kalau tidak diikuti, dibilang ‘ribet’ ," ucapnya usai menerima penghargaan tersebut di Casablanca, Jakarta.
Selama ini, ia berusaha menjadi dirinya sendiri dalam berkarya. Tidak mau mengikuti orang lain yang dianggap mempunyai  nilai jual dalam industri. Oleh sebab itu, penghargaan yang diraihnya merupakan bukti dirinya bisa mendapatkan tempat meskipun tidak mengikuti stereotip yang ada. "Dengan adanya penghargaan ini aku diapresiasi karena diriku sendiri. Dan, usaha aku menjadi diri sendiri diapresiasi oleh orang-orang karena ini voting. Jadi, buat aku tambah semangat berkarya," lanjutnya. Mendapat penghargaan dari pooling pembaca Yahoo membuat Raisa makin percaya diri dan merasa makin dihargai. ”Sebelumnya, kadang suka merasa kurang percaya diri. Merasa masih banyak yang kurang,” tambahnya.
Perjalanan karier Raisa masih terbilang muda.  Raisa harus terus menggali potensinya yang memang luar biasa. "Mau terus eksis pastinya, tapi bukan sekedar eksis dan tidak melakukan apa-apa. Pastinya harus terus menghasilkan karya yang berkualitas," tuturnya. 


Saat ditemui DDNews bulan Oktober lalu Raisa juga menyampaikan bahwa berkarir didunia hiburan tidaklah mudah agar tidak terbawa arus pergaulan yang negatif dan tetap bisa menjaga prilaku. DDNews bangga ternyata Raisa masih memilki komitmen untuk hal tersebut meskipun sudah menjadi artis terkenal. Di akhir perjumpaan dengan DDNews Raisa tak lupa memperkenalkan single terbarunya “Pemeran Utama”.  Dan ia berjanji suatu saat akan berkunjung ke DDNews, ke Sekolah Islam Dian Didaktika tempat dimana ia menimba ilmu mulai dari TK, SD hingga SMP. Berikut ini beberapa kesan tak terlupakan dari guru-guru Raisa saat ia bersekolah di Dian Didaktika :
Ibu Atiek (guru TK Raisa) menyampaikan “ Raisa atau panggilan kesayangannya Yaya, ketika di TK adalah anak yang cantik dan menggemaskan. Hidung mancung, mata bersinar dengan alis yang tegas dan pipi cubbynya membuatnya semakin ‘cute’, tapi kalau bibirnya sudah ‘maju’ itu menandakan kalau Yaya sedang marah atau kesal. Yaya termasuk anak yang sopan dan periang. Sejak TK sudah bersahabat dengan Nindi dan Annisa Hendrato. Bakat seninya sudah tampak dari TK, baik dalam mewarnai gambar, menari maupun menyanyi”.
“ Yaya nama kecil Raisa, saat di SD kelas 3 ananda termasuk siswa yang cerdas. Tulisan sambungnya juga bagus. Bakatnya dibidang menyanyi sudah terlihat. Suaranya yang merdu membuat Yaya terpilih memperkuat tim Paduan Suara SDI Dian Didaktika. Seringkali Yaya harus meninggalkan kelas untuk latihan, tetapi Yaya tetap bisa mengejar ketertinggalannya dalam pelajaran. Selesai latihanpun Yaya masih saja ingin terus bernyanyi. Dalam bergaul Yaya termasuk anak yang ‘supel’, namun Yaya paling tidak suka kalau diganggu oleh temannya yang laki-laki. Yaya akan marah, nahh kalau sudah seperti itu cantiknya jadi berkurang ….”, demikian ungkap Ibu Ayi guru Raisa dikelas 3 SD .
Ibu Praba yang merupakan guru Matematika Raisa menyatakan “ Raisa semasa di SMP merupakan siswa dengan kemampuan di atas rata-rata. Dalam belajar menunjukkan disiplin dalam menyelesaikan tugas yang diberikan dan juga dengan ceria”.
“Waktu SMP Yaya atau Raisa semakin menunjukkan bakat menyanyi yang luar biasa, sampai-sampai agak kewalahan suatu saat dia meminta diiringi lagu yang menurut saya tingkat kesulitannya cukup tinggi untuk ukuran siswa SMP. Tetapi dia dapat menyanyikannya dengan sangat baik, dan luar biasanya dia sudah menyanyi seperti gaya menyanyi Raisa yang sekarang “ tutur Pak Suhud yang menjadi guru Seni Musik Raisa.
Setiap orang pasti memilki keinginan untuk berhasil dan meraih prestasi. Karakter dan Budi Pekerti yang dimiliki oleh seseorang merupakan kunci dari keberhasilan jangka panjang. Seiring berjalannya waktu Raisa telah menjadi contoh dan bukti untuk hal itu.
  Life is about being yourself
Some one only you can be
Some one only you can understand
Some one that is unlike everyone else
Some one that doesn’t copy others to look the same
Some one who is extremely unique
Because you are you
Be originaly, be creative, be yourself ”

Ketua dan wakil OSIS SMA sebagai model siswa berbudi pekerti.


“ TAKE A STAND, LEND A HAND … .”
oleh : Sumiati
DD-News-edisi Oktober 2013: Ismail Yudhistira dan Fiani Tiara Putri , ketua dan wakil OSIS SMA Islam Dian Didaktika periode 2012-2013 adalah dua remaja yang berhasil merintis dan mempraktekkan bagaimana pergaulan yang sehat dan berbudi pekerti di sekolahnya. Tidak ada tawuran, stop senioritas yang potensial memicu aksi bullying dan tidak ada gap antar angkatan adalah buah perjuangan serta kerjasama Ismail dan Tiara menyatukan semua teman-temannya. Ismail, kelahiran Jakarta, 27 April 1996 merupakan putra pertama dari Bambang Widianto dan Suce Dewi dikenal sebagai sosok yang tegas, dihormati, disayangi sekaligus dikagumi oleh siswa-siswi di SMA Islam Dian Didaktika. Di bawah kepemimpinannya  yang tegas, mengayomi  dan bersahabat ia membaur dengan seluruh siswa, sehingga tidak ada lagi senioritas. Sedangkan Tiara, yang lahir di Jakarta pada 18 November 1996 adalah putri ke dua dari pasangan Fery Krisna dan Weny Wastika juga tidak ketinggalan, dengan kedewasaan dan keramahan merangkul semuanya, membuat pergaulan di lingkungan SMA Islam Dian Didaktika semakin kondusif. Take a stand, lend a hand…di SMA Islam Dian Didaktika antara kakak dan adik kelas, demikian sebaliknya. “ Teman-teman semua harus saling menghargai satu sama lain dan saling membantu. Kalau ada masalah dapat diselesaikan dengan pikiran terbuka dan tetap menjaga solidaritas sehingga dapat menghapus habis bullying ataupun senioritas, “ tutur Tiara dengan ramah kepada DD-News.
Bagaimana Ismail dan Tiara sukses memimpin OSIS disampaikan oleh pembina kesiswaan SMA Islam Dian Didaktika yaitu Pak Shoni, “ Mereka berdua kompak. Ismail adalah lokomotif, ketegasan dan konsistensinya mampu mendorong teman-temannya untuk mensukseskan program-program OSIS. Kami membina mereka cara berorganisasi melalui kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan. Mereka berlatih untuk dapat mengorganisir secara mandiri sebuah kegiatan. Guru sebagai fasilitator dan memonitoring jalannya kegiatan. Dan tantangan untuk mereka adalah bagaimana supaya tidak mudah untuk di intervensi hal-hal yang tidak baik pada saat melaksanakan sebuah kegiatan agar berjalan sesuai program dan sukses.”


Dua remaja ini dapat dikategorikan remaja yang memilki pemahaman nilai-nilai moral yang sangat baik.  Mereka dapat menjadi teladan teman-temannya dalam hal budi pekerti. Dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi moral remaja seusia mereka adalah perhatian dan pendidikan agama dari keluarga, lingkungan sekolah dan pergaulan yang baik, kondisi psikologis yang stabil (jauh dari masalah pertengkaran atau perceraian orang tua, dsb.), dapat mengisi waktu-waktunya dengan efektif, dan memilki filter yang baik terhadap pengaruh media massa maupun kemajuan teknologi.

Ismail yang mempunyai moto do what you love and love what you do memiliki prestasi yang lengkap, diantaranya : juara 3 lomba broadcasting tingkat nasional, juara 1,2 dan 3 lomba basket antar sekolah, juara 3 lari jarak 1500 m tingkat kecamatan, juara 2 lari 400 m antar sekolah, siswa terbaik (mumtaz) kelas 10, karya tulis terbaik kelas 11, dan perwakilan Depok pada kegiatan LASENAS 2012.
Tiara adalah gadis yang terinspirasi dari motonya bahwa orang sukses adalah orang yang mampu memaksa dirinya melawan kemalasan untuk mencapai tujuan. Iapun berhasil mengukir prestasi yaitu : juara 1 paduan suara, juara 3 solo vocal, juara 2 paduan suara se-Jabodetabek, perwakilan Operet Departemen Perhubungan, juara 2 Paskibra se-Jakarta Selatan, juara 1 tari Saman se-Jabodetabek, dan juara 3 tari Saman se-DKI.
Diakhir perjumpaan DD-News dengan dua remaja berprestasi ini Ismail menutup pembicaraan dengan menyampaikan pesan untuk teman-temannya di SMA Islam Dian Didaktika. “ Tetap kompak! Dan semoga dengan bergantinya  kepengurusan OSIS tidak membuat teman-teman semua tidak menghargai pengurus baru tetapi justru pengurus lama harus mendukung dan membantu OSIS periode 2013-2014,” pungkasnya dengan semangat.  Keduanya menambahkan bahwa mereka berharap Dian Didaktika akan terus menjadi lebih baik, lebih jaya, lebih berprestasi, dan menjadi sekolah panutan, sekolah yang terkenal karena budi pekertinya, Amiin.