“ TAKE A STAND, LEND A HAND …
.”
oleh : Sumiati
DD-News-edisi Oktober 2013: Ismail
Yudhistira dan Fiani Tiara Putri , ketua dan wakil OSIS SMA Islam Dian
Didaktika periode 2012-2013 adalah dua remaja yang berhasil merintis dan
mempraktekkan bagaimana pergaulan yang sehat dan berbudi pekerti di sekolahnya.
Tidak ada tawuran, stop senioritas yang potensial memicu aksi bullying dan tidak ada gap antar angkatan adalah buah perjuangan
serta kerjasama Ismail dan Tiara menyatukan semua teman-temannya. Ismail, kelahiran
Jakarta, 27 April 1996 merupakan putra pertama dari Bambang Widianto dan Suce
Dewi dikenal sebagai sosok yang tegas, dihormati, disayangi sekaligus dikagumi oleh
siswa-siswi di SMA Islam Dian Didaktika. Di bawah kepemimpinannya yang tegas, mengayomi dan bersahabat ia membaur dengan seluruh
siswa, sehingga tidak ada lagi senioritas. Sedangkan Tiara, yang lahir di
Jakarta pada 18 November 1996 adalah putri ke dua dari pasangan Fery Krisna dan
Weny Wastika juga tidak ketinggalan, dengan kedewasaan dan keramahan merangkul semuanya,
membuat pergaulan di lingkungan SMA Islam Dian Didaktika semakin kondusif. Take a stand, lend a hand…di SMA Islam
Dian Didaktika antara kakak dan adik kelas, demikian sebaliknya. “ Teman-teman
semua harus saling menghargai satu sama lain dan saling membantu. Kalau ada
masalah dapat diselesaikan dengan pikiran terbuka dan tetap menjaga solidaritas
sehingga dapat menghapus habis bullying
ataupun senioritas, “ tutur Tiara dengan ramah kepada DD-News.
Bagaimana Ismail dan Tiara sukses memimpin
OSIS disampaikan oleh pembina kesiswaan SMA Islam Dian Didaktika yaitu Pak
Shoni, “ Mereka berdua kompak. Ismail adalah lokomotif, ketegasan dan konsistensinya
mampu mendorong teman-temannya untuk mensukseskan program-program OSIS. Kami
membina mereka cara berorganisasi melalui kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan.
Mereka berlatih untuk dapat mengorganisir secara mandiri sebuah kegiatan. Guru
sebagai fasilitator dan memonitoring jalannya kegiatan. Dan tantangan untuk
mereka adalah bagaimana supaya tidak mudah untuk di intervensi hal-hal yang
tidak baik pada saat melaksanakan sebuah kegiatan agar berjalan sesuai program
dan sukses.”
Dua remaja ini dapat dikategorikan remaja
yang memilki pemahaman nilai-nilai moral yang sangat baik. Mereka dapat menjadi teladan teman-temannya
dalam hal budi pekerti. Dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi moral remaja
seusia mereka adalah perhatian dan pendidikan agama dari keluarga, lingkungan sekolah
dan pergaulan yang baik, kondisi psikologis yang stabil (jauh dari masalah
pertengkaran atau perceraian orang tua, dsb.), dapat mengisi waktu-waktunya
dengan efektif, dan memilki filter yang baik terhadap pengaruh media massa
maupun kemajuan teknologi.
Ismail yang mempunyai moto do what you love and love what you do
memiliki prestasi yang lengkap, diantaranya : juara 3 lomba broadcasting tingkat nasional, juara 1,2
dan 3 lomba basket antar sekolah, juara 3 lari jarak 1500 m tingkat kecamatan,
juara 2 lari 400 m antar sekolah, siswa terbaik (mumtaz) kelas 10, karya tulis terbaik kelas 11, dan perwakilan
Depok pada kegiatan LASENAS 2012.
Tiara adalah gadis yang
terinspirasi dari motonya bahwa orang sukses adalah orang yang mampu memaksa
dirinya melawan kemalasan untuk mencapai tujuan. Iapun berhasil mengukir
prestasi yaitu : juara 1 paduan suara, juara 3 solo vocal, juara 2 paduan suara
se-Jabodetabek, perwakilan Operet Departemen Perhubungan, juara 2 Paskibra
se-Jakarta Selatan, juara 1 tari Saman se-Jabodetabek, dan juara 3 tari Saman
se-DKI.
Diakhir perjumpaan
DD-News dengan dua remaja berprestasi ini Ismail menutup pembicaraan dengan menyampaikan
pesan untuk teman-temannya di SMA Islam Dian Didaktika. “ Tetap kompak! Dan semoga
dengan bergantinya kepengurusan OSIS
tidak membuat teman-teman semua tidak menghargai pengurus baru tetapi justru
pengurus lama harus mendukung dan membantu OSIS periode 2013-2014,” pungkasnya
dengan semangat. Keduanya menambahkan
bahwa mereka berharap Dian Didaktika akan terus menjadi lebih baik, lebih jaya,
lebih berprestasi, dan menjadi sekolah panutan, sekolah yang terkenal karena
budi pekertinya, Amiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar